PSIKOLOGI PENDIDIKAN : LEARNING
Learning atau pembelajaran adalah perubahan perilaku yang relatif
permanen yang dibentuk melalui pengalaman. Misalnya, dulu sewaktu kecil Anda
dulu takut terhadap kecoa, sewaktu besar Anda tidak takut lagi kecoa karena
ternyata kecoa tidak menggigit Anda, berdasarkan contoh tadi pembelajaran tersebut
bersumber dari pengalaman. Tetapi, tidak semua perilaku merupakan hasil dari
belajar. Seperti halnya perilaku setelah seseorang memakan narkoba. Jadi,
perubahan perilaku yang disebabkan oleh obat, kelelahan, maturasi (kematangan)
dan luka bukanlah pembelajaran.
Terdapat dua teori pembelajaran, yaitu: teori classical conditioning dan
operant conditioning.
A. Classical Conditioning
Teori Classical Conditioning dipopulerkan oleh tokoh yang
bernama Ivan Pavlov. Pavlov merupakan salah satu tokoh dari aliran
behaviorisme. Teori ini diteliti oleh Pavlov melalui percobaannya terhadap
hewan yaitu anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. percobaan Pavlov mengenai fungsinya kelenjar ludah pada anjing.
Terdapat subah elemen kunci atau
kata penting dalam teori ini yaitu mengasosiasikan dua stimulus. Ada dua hal
penting yang berkaitan dengan pembentukan asosiasi yaitu: (1) frekuensi, dan
(2) timing. Defenisi dari teori Classical Conditiong adalah suatu bentuk
belajar dimana stimulus netral (CS) dipasangkan dengan UCS untuk menghasilkan
CR yang identik dengan UCR.
Terminologi dalam teori
Classical Conditioning
1.
UCS (unconditioned stimulus) = stimulus asli
atau netral: Stimulus tidak dikondisikan yaitu stimulus yang langsung
menimbulkan respon.
2.
UCR
(unconditioned respons): disebut perilaku responden (respondent behavior) respon
tak bersyarat, yaitu respon yang muncul dengan hadirnya US.
3.
CS
(conditioning stimulus): stimulus bersyarat, yaitu stimulus yang tidak dapat
langsung menimbulkan respon. Agar dapat menimbulkan respon perlu dipasangkan
dengan US secara terus-menerus agar menimbulkan respon.
4.
CR
(conditioning respons): respons bersyarat, yaitu rerspon yang muncul dengan
hadirnya CS.
Belajar classical conditioning
berperan dalam memahami issue phobia dan takut. Hasil belajar dari classical
conditioning pada manusia dapat dihilangkan dengan teknik counterconditioning.
B.
Operant Conditioning : Belajar
konsekuensi
Defenisi dari teori Operant Conditioning
adalah belajar dimana konsekuensi dari perilaku mengarahkan pada perubahan
probabilitas terjadinya perilaku. Ada tiga macam konsekuensi yang mempengaruhi
perilaku yaitu: (1) penguatan positif, (2) penguatan negatif, dan (3) hukuman.
(1)
Penguatan Positif
(Positive Reinforcement)
Penguatan positif adalah konsekuensi yang mengarahkan
pada peningkatan probabilitas terjadinya perilaku. Terdapat dua hal penting
yang harus diperhatikan dalam pemberian penguatan positif yaitu: (a) timing, dan
(b) konsistensi pemberian penguat.
Ada empat jadwal (schedules) dari penguatan positif yaitu
: (a) fixed ratio merupakan penguatan
positif yang diberikan untuk memperkuat perilaku setelah sejumlah respon, (b) variable ratio merupakan penguatan
positif yang diberikan setelah respon muncul beberapa kali, tetapi dalam basis
yang tidak tetap dan tidak dapat diprediksi, (c) fixed interval merupakan dimana objek menyadari waktu kapan ia
akan menerima penguat positif sehingga selama jangka waktu dia tidak menerima
penguat positif, respon objek akan berkurang kemudian akan meningkat lagi
ketika mendekati waktu mendapat penguat positif, (d) variable interval merupakan dimana suatu respon diperkuat setelah
sejumlah variasi waktu berlalu.
Ketika respon dimana yang diharapkan tidak kunjung muncul
maka perlu untuk melakukan shaping. Shaping adalah strategi pemberian penguatan
positif pada perilaku-perilaku yang mendekati perilaku yang diinginkan.
(2)
Penguatan Negatif
(Negative Reinforcement)
Penguatan
negatif merupakan penguat yang berasal dari pemindahan atau penghindaran suatu
kejadian negatif sebagai konsekuensi dari perilaku. Terdapat konsekuensi
negatif dari perilaku yang mengarahkan pada penurunan frekuensi perilaku yang
disebut hukuman atau punishment.
Sumber :
Santrock., J. W. (2007). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
Komentar
Posting Komentar