PSIKOLOGI PENDIDIKAN : MOTIVASI

           Dalam pengajaran maupun dalam pembelajaran, motivasi merupakan aspek yang sangat penting, komponen utama dari prinsip psikologi learned center. Motivasi merupakan suatu dorongan untuk mendapatkan tujuan. Motivasi juga proses pemberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energy, terarah dan tahan lama.

Perspektif Motivasi
1.       Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral menekankan pada imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci menentukan motivasi. Seperti motivasi murid merupakan konsekuensi dari insentif eksternal. Insentif adalah peristiwa atau stimulus positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan dapat menjauhkan dari perilaku yang tidka tepat. Bentuk dari insntif seperti nilai yang baik, tanda bintang, pujian, penghargaan, dll.

2.       Perspektif Humanistik
Perspektif humanistik menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib sendiri. Pespektif ini berkaitan dengan pandangan tokoh yang  bernama Abraham Maslow. Hirarki kebutuhan pada perspektif humanistik yaitu: kebutuhan fisik, keamanan, cinta dan rasa memiliki, harga diri, dana aktualisasi diri).

3.       Perspektif Kognitif
Perspektif kognitif menekankan pada pemikiran murid akan memandu motivasi mereka, dan juga arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan. Perspektif kognitif bertentangan atau berlawanan dengan perspektif behavioral karena tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan. Murid yang mendapak]tkan prestasi yang tinggi bukan karena kebutuhan biologis tapi karena punya motivasi internal untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif.

4.       Perspektif Sosial
Pespektif sosial atau kebutuhan afiliasi adalah motivasi untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, keterkaitan dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.

Murid yang punya hubungan penuh perhatian dan supportif biasanya memiliki sikap akademik yang positif dan lebih senang bersekolah. Salah satu faktor terpenting dalam motivasi dan pertasi murid adalah persepsi mereka mengenai apakah hubungan mereka dengan guru bersifat positif atau tidak.

Motivasi Untuk Meraih Sesuatu
Dalam perhatian terhadap motivasi disekolah telah dipengaruhi oleh perspektif kognitif. Dalam meraih motivasi tedapat 2 bagian dorongan dalam diri murid yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik.

1.       Apa itu motivasi ekstrinsik? Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik biasanya dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.

2.       Apa itu motivasi intrinsik? Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan sendiri). Misalnya, murid belajar mata pelajaran yang akan diuji karena ia meyukai pelajaran yang akan hendak diuji tersebut.

Proses Kognitif Lainnya
Terdapat empat proses yaitu: (1) atribusi; (2) motivasi untuk menguasai kehlian; (3) self-efficacy; dan (4) penentuan tujuan, perencanaan, dan motoring diri.
1.       Atribusi
Teori Atribusi menyatakan bahwa dalam usaha mereka memahami perilaku atau kinerja sendiri, orang-orang termotivasi untuk menemukan sebab-sebab yang mendasarinya. Atribusi adalah sebab-sebab yang dianggap menimbulkan hasil. Bernard Weiner (1986, 1996) mengidentifikasi tiga dimensi kausal yaitu sebagai berikut.
·         Lokus. Persepsi murid tentang kesuksesan atau kegalalan sebagai akibat dari faktor internal atau eksternal yang mempengaruhi harga diri murid.
·         Stabilitas. Persepsi murid terhadap stabilitas dari suatu sebab yang memengaruhi ekspektasi kesuksesannya.
·         Daya kontrol. Persepri murid tentang daya kontrol asta sesuatu sebab berhubungan dengan sejumlah hasil emosional seperti kemarahan, rasa bersalah, rasa kasihan dan malu.

2.       Motivasi untu Menguasai
Berhubungan erat dengan ide tentang motivasi intrinsik dan atribusi adalah konsep dari motivasi penguasaan. Anak dengan orientasi untuk menguasai akan fokus pada tugas ketimbang pada kemampuan mereka, punya sikap positif (menikmati tantangan), dan menciptakan strategi berorientasi solusi yang meningkatkan kinerja mereka. Sedangkan, anak dengan orientasi tak berdaya berfokus pada ketidakmampuan personal mereka, sering kali mereka mengatribusikan kesulitan mereka pada kurangnya kemampuan, dan menunjukkan sikap negatif (termasuk kejemuan dan kecemasan.

3.       Self-Efficacy
Self-Efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan memproduksi hasil positif.

4.       Penentuan Tujuan. Perencanaan, dan Monotoring Diri
     Disini kita akan mengembangkan ide ini dan memfokuskan pada arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monotoring diri dalam rangka meraih prestasi. Strategi lain yang baik adalah mendorong murid untuk menentukan tujuan yang menantang. Tujuan menantanga adalah komitmen untuk meningkatkan diri, minat dan keterlibatan dalam aktivitas biasanya dipicu leh suatu tantangan.

Sumber :
Santrock., J. W. (2007). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group


Komentar

Postingan populer dari blog ini

NEUROPSIKOLOGI : SISTEM HORMON

LAPORAN OBSERVASI

PSIKOLOGI PENDIDIKAN: BIMBINGAN DAN KONSELING